PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) TERSTANDAR
Pendahuluan
Sekitar 96% perkebunan lada di Indonesia adalah perkebunan rakyat. Luas kebun yang dimiliki sangat beragam yang dipengaruhi oleh kemampuan modal yang dimiliki petani. Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam berusaha tanai lada diantaranya adalah 1. harga lada yang berfluktuatif dan hara sarana produksi tinggi, dan 2. Penyakit lada yang endemik yang berdampak terhadap kegagalan produksi. Penyakit utama yang menyerang tanaman lada antara lain penyakit kuning, penyakit busuk pangkal batang, penyakit keriting, penyakit jamur pirang, penyakit hawar benang, penyakit jamur upas, penyakit karat merah, bercak daun lichen dan batang putih, bercak daun Colletotrichum/Antraknosa. Hama utama yang menyerang tanaman lada antara lain penggerek batang, penghisap bunga, penghisap buah, kutu putih, kutu tempurung, dan thrips. Selain itu terdapat penyakit yang disebabkan oleh jamur akar putih (JAP) yang selama ini bukan penyakit utama lada. Penyakit kuning yang disebabkan oleh nematoda dan sekundernya adalah fusarium yang menyebabkan kejadian kematian tanaman lada yang dominan. Kejadian serangan JAP juga banyak terutama pada lahan eks kebun karet akibat persiapan lahan yang kurang sempurna.
Kegagalan petani dalam pengendalian hama penyakit tanaman pada tanaman lada salah satunya adalah pengetahuan petani terkait dengan organisme penganggu tanaman yang masih rendah. Peningkatan pengathuan dan sikap petani dapat melalui bimtek, sekolah lapang, brosur, memanfaatkan IT (website) dan lain-lain. Kegiatan bimtek atau pun SL membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Penyebaran materi melalui website merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk peningkatan pengetahuan dan sikap petani tersebut. Hal ini didukung oleh kepemilikan HP petani dan provider penyedia jasa telekomunikasi sehingga petani dapat mengakses degan mudah dimana dan kapun pun. Materi ini disusun dengan tujuan untuk mengenalkan jenis hama dan penyakit tanaman lada serta pengendaliannya yang banyak dihadapi oleh petani terutama di Bangka Belitung.
PENYAKIT UTAMA TANAMAN LADA
1. Penyakit busuk pangkal batang
Penyakit busuk pangkal batang (BPB) disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici. Penyakit ini menyerang tanaman pada semua usia. Tanaman yang terserang jamur ini lebih cepat mati. Jamur P. Capsici menyerang di semua bagian tanaman. Di daun gejala serangan muncul bercak hitam bergerigi di bagian tengah atau pun tepi daun. Kondisi tersebut akan tampak jelas jika diarahkan ke cahaya. Serangan di pangkal batang menyebabkan tanaman cepat layu, warna daun tetap hijau, kemudian berubah menjadi coklat-hitam tetap menggantung dan akan gugur bertahap. Warna pangkal batang berwarna hitam, membusuk dan pada kondisi lembab muncul lendir berwarna kebiruan. Serangan pada akar menyebabkan daun menjadi kuning dan layu secara perlahan. Serangan pada bunga dan buah menimbulkan warna hitam dan membusuk. Serangan banyak terjadi pada bunga dan buah yang terletak dekat dengan permukaan tanah.
Penyebaran penyakit BPB dapat melalui udara dan tanah. Penyebaran melalui udara berasal dari bagian tanaman yang terserang baik daun, batang, bunga dan buah. Penyebaran terjadi akibat propagul P. capsici terbawa oleh udara pada waktu hujan dan angin kencang sehingga menginfeksi daun tanaman disekitarnya. Pristiwa ini dapat terjadi pada ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah. Penyebaran via tanah akibat zoospora secara aktif berenang sehingga menginfeksi tanaman sehat atau pun oleh propagul yang terbawa oleh run off. Oleh karenanya pada saat musim hujan penyebaran penyakit BPB lebih cepat. Jika kondisi kebun bersih maka infeksi P. capsci 50-80% lebih parah dibandingkan kebun yang disiang terbatas. Penyebaran juga dapat terjadi melalui peralatan pertanian. Oleh karenanya perlatan pertanian yang digunakan pada tanaman yang terserang penyakit harus disterilkan terlebih dahulu.
Pengendalian
Penggunaaan bahan tanaman yang sehat
Sanitasi kebun
Bekas tanaman yang sakit disiram dengan 0,2% tembaga oksiklorida sebanyak 4-5 l atau bubur bordo dan jangan ditanam lada selama satu tahun. Dianjurkan penambahan bahan organik dicampur dengan agen hayati sebelum lada ditanam.
Secara kultur teknik
1. Membut saluran drainase dan parit keliling untuk menghindari terjadinya genangan air dalam kebun
2. Membuang sulur cacing dan sulur gantung
3. Melakukan pemupukan sesuai anjuran
4. Melakukan pemangkasan tiang pajat hidup sebelum pemupukan dan pada saat musim hujan
5. Menanam tanaman penutup tanah dan penyiangan terbatas
6. Melakukan sterilisasi peralatan yang digunakan pada tanaman sakit.
Secara kimiawi
1. Disekeliling tanaman sebanyak 5-10 l disiram dengan tembaga oksiklorida 0,2%. Selanjutnya daun disemperot dengan bubur bordo 1%. 2-3 bulan seelah perlakuan tersebut dilakukan pengulangan kegiatan yang sama selama musim hujan hingga 3 kali jika priode hujan lebih lama.
2. Selain itu dilakukan pemupukan dengan kalium fosfonat 0,3% sebanyak 5 – 10 l/tanaman dan juga dilakukan penyemperotan. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval 2 – 3 bulan setelah perlakuan pertama. Aplikasi dapat dilakukan sebanyak 3 kali jika periode huan lebih lama.
3. Pengendalian lain juga dapat dilakukan dengan penyiraman 0,125% metaxyl-mancozeb sebanyak 5-10 l/tanaman dan juga dilakukan penyemperotan dengan dosis yang sama
Hayati
Pengendalian hayati diakukan pada awal musim huan menggunakan formulasi bahan organik yang mengandung Trichoderma sp, Pseudomonas flourescens, Mycorhiza vesicular arboscular (VAM) yang diaplikasikan pada pangkal batang
Penggunaan varietas toleran
Varietas yang toleran dengan penyakit busuk pangkal batang tanaman lada adalah natar 2 dan petaling 2
2. Penyakit kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh nematoda R. similis atau M. incognita dan sering diikuti oleh infeksi jamur F. Oxysporum atau F. Solani. Penyakit kuning ditandai dengan gejala kerusakan bulu-bulu akar, daun kuning tidak layu tapi kaku, tegak lurus dan makin mengarah ke batang. Daun dan cabang tersebut menjadi rapuh kemudian gugur hingga tanaman menjadi gundul.
Pengendalian
Sanitasi kebun
Memusnahkan tanaman yang terserang berat dan tidak pulih
Kultur teknik
Menggunakan bahan tanam dari kebun yang bebas penyakit. Peningkatan kesehatan tanaman dengan memanipulasi lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan nematode seperti penggunaan pupuk organik, penggunaan musa seperti alang-alang setebal 10-20 cm
Kimiawi
Menggunakan karbofuran 3G sebanyak 100 g per tanaman pada awal musim hujan pada tanaman yang terserang ringan. Sebelum penanaman juga dapat diaplikasikan carbofuran 3G sebanyak 50 g. Selain itu untuk mencegah infeksi oleh amur dilakukan penyiraman dengan tembaga oxychlorida 0,2% atau kalium fosfonat 0,3% atau metalaksil 0,125%
Hayati
Mengaplikasikan Trichoderma spp, Paecilomyces lilacimus, Pochonia chlamydosporia, Pseudomonas fluorescens cukup efektif menekan nematode.
3. Penyakit kerdil/keriting
Penyakit keriting pada tanaman lada disebabkan oleh Cucumber mosaic virus (CMV) dan Piper yellow mottle virus (PYMoV). Tanaman lada yang terinfeksi virus tersebut memperlihatkan pola mosaik atau belang berwarna hijau tua dan hijau muda atau hijau dan kuning. Ukuran daun tanaman yang terserang berukuran seperti normal dengan warna belang-belang kuning dan daun berukuran kecil dengan bentuk bervariasi sampa sangat kecil. Pada tanaman yang terserang parah tanaman nampak seprti tidak berdaun, buku pendek dan terbentuk secara berlebih sehingga nampak seperti seikat sapu. Penyakit ini tidak menyebabkan tanaman mati namun pertumbuhannya kerdil.
Pengendalian
1. Menggunakan bahan tanaman yang bebas gejala penyakit
2. Memusnahkan tanaman yang terserang
3. Meningkatkan pengetahuan petugas lapangan/penyuluh dan petani terntang penyakit keriting tersebut
4. Mengendalikan vector menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate 0,05% atau fenthion 0,05% atau chlorpiryphon 0,05%.
4. Bercak daun colletotrichum/antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporiodes yang menyerang daun tanaman lada. Akibat serangan jamur ini menimbulkan bercak pada tepi atau tengah daun yang berwarna coklat kehitaman dengan gejala khas berupa lingkaran dengan pola konsentris. Jamur in dapat menyerang bunga dan buah lada. Serangan pada bunga menyebabkan bunga gugur sedangkan pada buah menyebabkan buah berwarna hitam.
A. HAMA UTAMA
1. Hama penggerek batang
Hama penggerek batang atau dikenal dengan Lophobaris piperis atau sebutan petani dengan ulat buku dengan gejala layu pada bagian atas cabang tanaman yang terserang. Serangan dapat terjadi pada buah yang menyebabkan buah gugur atau ukurannya menjadi tidak normal. Serangan pada musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau.
Pengendalian
Mekanik
Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi
Kultur teknik
- Pengaturan intensitas sinar dengan melakukan pemangkasan tanaman tiang panjat jika tanaman lada menggunakan tiang panjat hidup.
- Memusnahkan kumbang dewasa
- Menanaman cover crop seperti Arachis pintoi dan penyiangan gulma secara terbatas
Kimiawi
Melakukan aplikasi insektisida berbahan aktif dimethoate 0,05% atau carbofuran 10-20 g/tanaman untuk tanaman kurang dari 2 tahun atau sebanyak 100-120 g/tanaman untuk tanaman lebih dari 2 tahun dengan frekuensi pemberian 2-4 kali per tahun. Selain itu dapat juga menggunakan insektisida berbahan aktif cypermetrin (EC 16%) sebanyak 0,6 l/ha dengan interval dua minggu sekali dan dihentikan 90 hari sebelum panen.
Hayati
Mengaplikasikan jamur Beauveria bassiana yang dilakukan pada pagi hari terutama selama musim hujan dengan konsentrasi 0,1%.
2. Pengisap bunga
adalah Diconocoris heweti, serangga dewasa berwarna hitam, memiliki ukuran 4,5 x 3 mm dengan sayap seperti jala, dibagian punggung terdapat tonjolan yang menjadi cirri khasnya. Serangga ini dapat hidup selama 27 hari. Bunga yang terserang menunjukkan gejala berwarna coklat kehitaman, selanjutnya bunga mongering dan gugur.
Pengendalian
Mekanis
Menjaga intensitas sinar dengan melakukan pemangkasan tanaman tiang panjat jika tanaman lada menggunakan tajar hidup.
Kimiawi
Menyemperot dengan insektisida berbahan aktif carbaryl 0,2% atau diazinon 0,2% atau lamda cyhalothrin setiap dua minggu hingga seminggu sebelum panen
Hayati
Melakukan penyemperotan Beauveria bassiana dengan konsentrasi 10 g/l.
3. Pengisap buah
Serangga dari hama pengisap buah lada adalah Dasynus piperis. Serangga dewasa berwarna hijau kecoklatan berukuran 12-13 cm dengan periode hidup sekitar 3 bulan. Serangga ini merusak buah lada dengan cara mengisap cairan buah. Jika serangan pada buah muda (4-5 bulan) tandan buah banyak yang kosong sedangkan pada buah tua (6-9 bulan) buah menadi kering.
Pengendalian
Mekanik
Menanan tanaman penutup tanah (Arachis pintoii) dan penyiangan terbatas
Kimiawi
Jenis bahan aktif insektisida yang digunakan untuk pengendalian sama seperti untuk pengendalian hama pengisap bunga lada.
Hayati
Melalui pengaplikasian jamur Beauveria bassiana atau Spicaria sp.
Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Perkebunan. 2019. Statistik Perkebunan di Indonesia 2018-2020, Lada.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2021. Pengendalian Terpadu Penyakit Hawar Rambut Kuda Dan Antraknos Pada Tanaman Lada. https://ditjenbun.pertanian.go.id/pengendalian-terpadu-penyakit-hawar-rambut-kuda-dan-antraknos-pada-tanaman-lada/
Direktorat Jendral Perkebunan. 2021. Pengendalian terpadu penyakit kerdil pada tanaman lada. https://ditjenbun.pertanian.go.id/pengendalian-terpadu-penyakit-kerdil-pada-tanaman-lada/
Direktorat Jendral Perkebunan. 2021. Pengendalian terpadu penyakit kuning pada tanaman lada. https://ditjenbun.pertanian.go.id/pengendalian-terpadu-penyakit-kuning-pada-tanaman-lada/
Manohara, D. 2012. Pengendalian penyakit dan hama tanaman lada di Indonesia. International Pepper Community.
Ristaino. J B and A. Johnston. 1999. Ecologically Based Approaches to Management of Phytophthora Blight on Bell Pepper. Plant Disease / Vol. 83 No. 12.
Wahyuno1, D., D. Manohara1, S. D. Ningsih2, dan R.T. Setijono3. 2010. Pengembangan varietas unggul lada tahan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phytophthora capsici. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3).